Avenu Shalom Alaechim! Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.**** Yeh. 1:28 Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,Yer 9:23.

26 Oktober 2009

Proses Rekaman Drama PS. Gema Khalista

09 Oktober 2009

Panen Kacang Panjang


Panen Kacang Panjang
“Mbah kula mendet foto nggih?” (artinya: “Nek, saya ambil foto ya?”). “Nggih, monggo mawon” (artinya: “Ya, silakan saja!”) sahut si nenek. Nenek ini tampak sedang memanen dengan telaten dan sabar hasil tanaman kacang panjang dari kebunnya. Saat kutanya apakah kacang panjang itu untuk dijual? Ternyata tidak. Katanya untuk dibuat pecel. Pecel adalah makanan khas orang Jawa.Terdapat campuran beberapa sayur yang direbus seperti, bunga turi, kecambah, kacang panjang, bayam, kubis, wortel, kecipir, dan daun pepaya. Dan tak ketinggalan ditambah sambal uleg kacang. Bisa juga ditambah mi kuning lalu dibungkus atau dipincuk daun pisang. Hem… ada item yang terlewat tidak ya?........

Panen Mentimun




“Mbah kula mendet foto nggih

Pak Nardi dan Bu Sumi

Adalah Pak Nardi dan Ibu Sumi. Tanpa sengaja kami mengalami perjumpaan saat mereka sedang memanen mentimun. Rupanya ibu Sumi mengenali siapa saya. Hanya sayang aku yang kurang mengenali beliau. Ya, mereka adalah anggota kelompok paduan suara Al-Temang. Pak Nardi ini memiliki sawah yang luas. Beliau adalah purnawirawan prajurit TNI AD. Di saat usianya yang sudah tidak muda lagi ini, beliau masih bekerja sebagai security di sebuah Universitas ternama di daerah Purwomartani. Dengan hati gembira ibu Sumi mengisi keranjang sepedaku dengan timun-timun hadiah darinya. Kata beliau, “Siapa saja yang ketemu saya di sini, apalagi orang kita sendiri, saya beri cuma-cuma mentimun ini!” “Nah, yuk rame-rame main ke sawah Pak Nardi dan Bu Sumi! Siapa tahu pas panen lagi?” He..he…

Profesi Petani

Saat ini mungkin sedikit sekali orang muda yang mau berprofesi sebagai petani. Mungkin jumlahnya berbanding terbalik dengan semakin bertambah banyaknya areal sawah yang berubah menjadi perumahan. Padahal kita dikaruniai Tuhan dengan tanah air yang subur. Sampai-sampai banyak bangsa ingin merampasnya dengan penjajahan pada abad-abad yang lampau. (tj)

Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam." ( Kej.8:22).


Nenek & Cucu


Nenek & Cucu
Mereka sedang bekerja mempersiapkan lahan yang subur. Ya, nenek ini setahap demi setahap menyeret pupuk kandang yang sudah ditaruh cucunya dalam kantung bagor. Pelan namun pasti nenek ini berjalan. Lalu pupuk kandang itu diaturnya sedemikian rupa. Cucunya duduk menunggu dan siap mengambilkan pupuk kandang berikutnya yang masih tersisa banyak.
Yesus pun dalam kisah di Injil sering memberikan perumpaman seperti yang dialami sehari-hari para petani. Contohnya seperti yang sedang dibuat oleh nenek dan cucu di atas. Apa itu? Ya, menyiapkan tanah yang subur. Bagaimana jika hati dan perbuatan kita tidak seperti tanah yang subur? Sudah pasti tanamannya tumbuh tidak sehat dan jika ia bisa berbuah, hasilnya pun mengecewakan. Ingin menjadi tanah yang subur? Belajar dari kisah nenek dan cucu di atas! Kita pun bisa menggarap dan mengolah hati kita menjadi subur.
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat." (Mrk. 4:8) (tj)

Kembang Desa di Timur Desa Temanggal



“Mbah kula mendet foto nggih

Kembang di Timur Desa Temanggal

Pagi ini aku bersepeda menyisir jalan tanah yang diapit sawah. Tidak ada kemacetan tentu. Tidak seperti jalan-jalan di kota. Hampir sulit tentunya jika kita bisa menemukan tanaman dengan bunga yang indah di areal persawahan. Umumnya sawah ditanami tanaman padi, tembakau, kacang, jagung, timun, bawang, dll. Kalau ingin menemukan bunga anggrek tentu bukan disawah tepatnya. Namun aku harus berhenti mengayuh. Sepeda kuhentikan lalu kuparkir di pinggir. Aku melihat beberapa kembang yang indah. Ternyata kembang kenikir. Bukan dari jenis tanaman yang mahal. Bahkan daun sayur kenikir harganya murah di pasar. Lalu kuabadikan kembang itu dengan kameraku. Kembang desa di antara semak hijau ternyata membawa keceriaan murni. Keceriaan yang mungkin dianggap biasa dan terlewatkan.

Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga; (Yes. 35:1). (tj)

“Mbah kula mendet foto nggih

Kembang Desa di Timur Desa Temanggal

Pagi ini aku bersepeda menyisir jalan tanah yang diapit sawah. Tidak ada kemacetan tentu. Tidak seperti jalan-jalan di kota. Hampir sulit tentunya jika kita bisa menemukan tanaman dengan bunga yang indah di areal persawahan. Umumnya sawah ditanami tanaman padi, tembakau, kacang, jagung, timun, bawang, dll. Kalau ingin menemukan bunga anggrek tentu bukan disawah tepatnya. Namun aku harus berhenti mengayuh. Sepeda kuhentikan lalu kuparkir di pinggir. Aku melihat beberapa kembang yang indah. Ternyata kembang kenikir. Bukan dari jenis tanaman yang mahal. Bahkan daun sayur kenikir harganya murah di pasar. Lalu kuabadikan kembang itu dengan kameraku. Kembang desa di antara semak hijau ternyata membawa keceriaan murni. Keceriaan yang mungkin dianggap biasa dan terlewatkan.

Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga; (Yes. 35:1). (tj)

04 Oktober 2009

Ki Lomana, Sumilaking Pedhut ing Purwakandha

Kethoprak Religi Pertama yang Dimainkan Para Pendeta


Bertempat di Auditorium Universitas Kristen Duta Wacana, Jumat malam (25/9), berlangsung kethoprak religi. Acara yang diselenggarakan dalam rangka penggalangan dana pembangunan panti wredha GKJ Medari ini cukup mendapat perhatian banyak warga.

Berbeda dengan kethoprak-kethoprak pada umumnya, kethoprak kali ini merupakan kethoprak yang istimewa karena para pemainnya antara lain terdiri atas para para pendeta. Dimeriahkan oleh bintang tamu seperti Den Baguse Ngarsa dan Sronto, kethoprak yang mengambil lakon Ki Lomana, Sumilaking Pedhut ing Purwakandha ini berjalan cukup menghibur.

Ki Demang Lomana

Kisah kethoprak diawali dengan percakapan dua lelaki, satu berbaju hitam dan satu berbaju putih. Lelaki berbaju putih menampilkan sosok seorang begawan tua dan terlihat bijaksana. Sementara itu, lelaki berbaju hitam adalah seorang demang yang tampak muram dan putus asa.

Mereka bercakap-cakap hingga kemudian terkoreklah kisah pilu Ki Demang yang diketahui bernama Ki Lomana itu. Beberapa waktu silam, dia sempat merencanakan pernikahan putrinya yang semata wayang. Kala itu Ki Demang resah soal biaya yang harus ditanggung. Namun, Ki Mertajaya, ayah Ki Lomana, dengan bijak menghibur. Soal biaya, kata ayah Ki Demang, semua akan ditanggungnya. Dengan rela sang kakek akan menjualkan sebagian tanahnya untuk biaya pernikahan.

Sayang, saat segala sesuatu sudah dipersiapkan, tiba-tiba datang segerombolan berandal dari Alas Kemlaka. Kelompok perusuh yang dipimpin Dadak Talok ini meminta Ki Lomana menyerahkan putrinya. Anggit, anak perempuan Ki Demang, tentu saja menolak. Dia tidak mau menjadi istri kepala berandal, apalagi dia sudah punya calon suami yang ia cintai. Namun, Dadak Talok terus saja memaksa sehingga pecahlah perkelahian.

Rumah Ki Demang menjadi berantakan. Ayah dan kakek Anggit dihajar para berandal. Keluarga itu pun tercerai-berai. Namun Kunjana, calon suami Anggit, berhasil mengejar Dadak Talok. Kunjana dan Dadak Talok kemudian terlibat dalam pertempuran. Namun sayang, penguasa Alas Kemlaka itu ternyata benar-benar licin. Bukannya kepala perampok yang berhasil diringkus, Kunjana malahan gugur dalam pertempuran.

Tongkat kehidupan

Sang begawan yang menyimak kisah tragis itu, menyatakan turut bela rasanya kepada Ki Demang. Namun dengan bijak, ia pun memberikan nasihatnya. Kisah pilu yang seakan bertubi-tubi itu, sebaiknya disikapi Ki Demang sebagai wujud salib dalam kehidupan. Tuhan mengizinkan pencobaan, dan kita hendaknya menerima dengan hati terbuka. Kita dapat memanjatkan permohonan kepada Tuhan agar kita beroleh kekuatan dalam menghadapi itu semua.

Sang begawan lalu membukakan pikiran Ki Demang. “Di depan sana,” tuturnya, “ada terbentang sebuah wilayah yang bernama Kadipaten Purwakandha. Keadaan negeri itu tengah kacau dan membutuhkan terang kehidupan.”

Sang begawan menasihatkan Ki Lumana untuk berangkat ke negeri tersebut. Namun, Ki Lumana termangu-mangu. Bisiknya dalam hati, bagaimana mungkin dia yang tengah berkesusahan harus membantu negeri yang tengah dalam kekacauan?

Sang begawan lalu memberikan petunjuknya. Katanya, “Lihatlah tongkat ini. Tongkat ini sebetulnya hanya perlambang. Namun, seperti halnya tongkat yang menuntun langkah kita, Firman Tuhan dapat menjadi bekalmu yang akan menuntun langkahmu untuk menempuh jalan yang benar dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, jadikanlah Sabda Tuhan itu sebagai tongkat kehidupan.”

(jw--menulis utk solaagape)

Kontak GKJ Tanti

GKJ Tanti
solaagape@gmail.com









By: Daniel K.

Wikipedia

Hasil penelusuran

SolaAgape. Diberdayakan oleh Blogger.
 

My Blog List

Site Info

Padaleman Suci GKJ Tanjungtirto

Followers

Sekolah Agape Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template