Avenu Shalom Alaechim! Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.**** Yeh. 1:28 Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,Yer 9:23.

01 Februari 2011

Yefta: Pahlawan Tuhan yang Diingat Sepanjang Masa

-->
Yefta: Pahlawan Tuhan
yang Diingat Sepanjang Masa



Adapun Yefta, orang Gilead itu,
adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa,
tetapi ia anak seorang perempuan sundal;
ayah Yefta ialah Gilead.
(Hak.11:1)



Pahlawan Naruto
Semua pasti dapat meneruskan kalimat ini, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para... . Ya, benar. Para pahlawannya. Ayo sebutkan pahlawan-pahlawan idolamu?! Mungkin sontak jawabanya bermacam-macam, ”Jenderal Sudirman...!” ”Pangeran Diponegoro...!” ”Soekarno...!” ”Yosua..!” ”Kalau aku...aku... Naruto...!” ”Eit... siapa Naruto...! Wah ada anak kecil punya pahlawan Naruto nih! Siapa ya kira-kira guru Sekolah Mingunya?” Ha..ha ini hanya guyonan kecil tapi mungkin bisa jadi benar-benar ada.

Pahlawan yang Gagah Perkasa
Kala itu seorang guru mengajarkan kisah tokoh Alkitab masa Perjanjian Lama (PL) dalam ibadah yang dihadiri para mahasiswa. Tokoh itu belum pernah saya ketahui. Mungkin sampai saat ini pun di Sekolah Minggu atau persekutuan sudah langka mengambil kisah-kisah heroik tokoh-tokoh PL kecuali Abraham, Musa, Rahab, Yosua, Daud, Daniel, dan beberapa lainnya. Berapa yang dapat mengenal dan menceritakan kisah Hakim Yefta, Hakim Debora, Nehemia, Boas, Isybaal, ratu Ester, dll.
Adalah Yefta. Yefta disebut sebagai seorang pahlawan yang gagah perkasa (Hak. 11:1). Namun malang. Faktanya ia seorang pahlawan yang gagah perkasa namun harus terusir dari kaum keluarganya. Gara-garanya adalah karena Yefta anak seorang perempuan sundal (pelacur). Sampai di sini saya merasa sedih & haru.
Entah di dalam kisah Alkitab atau dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak sekali ’pahlawan-pahlawan’ yang berjasa sekaligus diabaikan dan terabaikan. Mungkin pahlawan kita adalah ayah-ibu kita, kakek-nenek kita, presiden kita, guru kita, sahabat kita, tetangga kita, dll. Lebih-lebih Yefta dalam bahasan kita, seorang pahlawan yang gagah perkasa. Sudah pahlawan, gagah perkasa lagi! Namun diusir oleh adik-adik tirinya sendiri! Mereka menganggap Yefta tidak akan mendapatkan warisan apa-apa dari ayahnya berhubung Yefta adalah anak dari perempuan yang tidak sah.

Pahlawan yang Dibenci
Tapi tak apalah, dan tak jadi soal masalah warisan!” Demikian mungkin yang dipikir oleh Yefta. Dikisahkan Yefta kemudian pergi berpisah dengan saudaranya dan tinggal di Tob. Ternyata Yefta segera mendapat banyak teman di sana. Alih-alih teman-teman yang baik, malah segerombolan penjahat bergabung dengan Yefta dan pergi merampok. Demikian dikisahkan bahwa Yefta hidup bergaul dengan para perampok. Kalau boleh saya berpendapat bahwa Yefta telah dibesarkan dalam lingkungan para perampok. Saya lalu teringat bunyi firman Tuhan berikut ini:

Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. (Yak. 2:1).

Seringkali kita menghormati secara berlebihan orang-orang kaya, jabatan tinggi, pendidikan tinggi yang jelas-jelas kasat mata. Mengapa kita malu menghargai perbuatan dan jasa baik seseorang hanya karena kulit luarnya yang kita anggap buruk?! Jangan memandang muka, ini perintah yang sulit! Kita sering tertipu oleh kemilaunya dunia.

Pahlawan Tidak Memandang Muka
Ada dua hal yang menarik yang bisa kita tangkap di sini:
  1. Yefta diusir oleh kaumnya karena ia anak seorang perempuan sundal. Julukannya sebagai pahlawan yang gagah perkasa tidak dapat membantu menaikkan harkat dan martabatnya. Kaum keluarganya telah memandang rendah Yefta.
  2. Yefta pergi berpisah dengan kaum keluarganya dan tinggal di Tob. Segerombolan perampok bergabung dengan Yefta. Yefta tidak menghindari pergaulannya dengan para perampok. Namun di ayat lain tetap membuktikan jati diri Yefta sebagai seorang yang beribadah kepada Tuhan (Hak. 11:11).

Pahlawan Dipilih Tuhan
Hari berganti hari dan tibalah rupanya roda sedang berputar. Orang Israel menghadapi kesukaran karena peperangan melawan bani Amon. Para tua-tua (pemuka) Gilead pergi ke Tob bermaksud menjemput Yefta. Kaum keluarga Yefta yang dahulu membenci dan mengusirnya hendak mengangkat kembali Yefta sebagai panglima perang menghadapi bani Amon. Nah, kisah Yefta yang masih berlanjut di atas saya hentikan di sini. Silakan pembaca meneruskanya secara lengkap dalam kitab Hakim-hakim pasal 11.
Yang bisa kita petik diantaranya yaitu:
  1. Disadari atau tidak, kita mungkin pernah atau sedang mengabaikan, mengusir, atau bahkan menelantarkan pahlawan-pahlawan disekitar kita.
  2. Memandang muka kondisi negatif yang sedang disandang atau dialami pahlawan kita, bisa membuat kita tinggi hati dan pada akhirnya sangat membenci, memaki pahlawan kita. Bahkan lebih parah menginjak harkat dan martabatnya.
  3. Seorang pahlawan memiliki sifat ketabahan yang tinggi. Bisa terus beradaptasi di lingkungan jahat tanpa ikut melakukan kejahatan.
  4. Roda berputar, emas yang dibuang tetap berharga. Pahlawan kembali kepada tempatnya yang semestinya.
  5. Tuhan bisa memilih dan memakai siapapun yang Ia kenan untuk menjadi pahlawan bagi umat-Nya.

(FB.02/02/11)

0 komentar:

Posting Komentar

Wikipedia

Hasil penelusuran

SolaAgape. Diberdayakan oleh Blogger.
 

My Blog List

Site Info

Padaleman Suci GKJ Tanjungtirto

Followers

Sekolah Agape Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template