Avenu Shalom Alaechim! Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.**** Yeh. 1:28 Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,Yer 9:23.

27 Juli 2011

Outbond Sekolah Minggu GKJ Tanjungtirto Wilayah Kalasan

GKJ Tanjungtirto Wilayah Kalasan

Bertempat di Kompleks Taman Wisata Candi Ratu Boko.
Merayakan Hari Kenaikan Yesus Kristus 2011
(dok. jw).
 

Games menghapalkan benda-benda

Aktivitas membuat origami topi samurai dari kertas koran


                                                                                         Mengasah daya ingat

"Ok. guys..., waktu kalian habis!"

01 Juli 2011

SEPEDA SEHAT


SEPEDA SEHAT
OLEH KOMISI PEMUDA GKJ TANJUNGTIRTO 26 JUNI 2011:
”Tak Ada yang Ditinggalkan!”

(Ilustrasi gambar bukan dari kegiatan sebenarnya.)

..."Aku sekali-kali
tidak akan membiarkan engkau
dan Aku sekali-kali
tidak akan meninggalkan engkau."
(Ibr.  13:5)

Peristiwa jam 6 pagi
          Hawa dingin di hari Minggu pagi (26/6) tidak menyurutkan semangat orang-orang untuk menggeruduk gedung 2  GKJ Tanjungtirto di Kaliajir. Eyang-eyang sepuh, kaum bapak dan ibu, muda-mudi, remaja sampai anak-anak memarkir sepeda kumbangnya masing-masing di lokasi kejadian. Beberapa menit sebelumnya sekitar jam 6 pagi seorang bapak lewat dan ternyata pintu gereja masih digembok. Spontan si bapak berbaju biru terus mengayuh sepedanya pergi ke rumah temanya. ”Wah daripada berhenti dan membeku kedinginan, lebih baik saya mengajak teman di kampung sebelah dulu!” Beberapa saat kemudian tampak eyang Sungkowo (75) juga sudah hadir tepat waktu.
(Ilustrasi gambar bukan dari kegiatan sebenarnya.)

          Di depan gereja mbak Linda dan mbak Sita dengan sabar membagi-bagi kupon ke orang-orang. Sambil menanti peserta yang belum datang untuk daftar ulang, mbak Linda dan mas Indra menawarkan suguhan teh hangat sebagai pengusir rasa dingin. ”Teh anget, teh anget...” bak penjaja asongan, mas Indra menawari. Dagangan teh hangat pun laris manis...! Waktu menunjukkan pukul 06.33 WIB. Pak Pdt. Bambang yang sudah bersiap-siap pergi dengan motornya berhasil dicegat para pemuda. (lho berani sekali mereka mencegat hamba Tuhan? :)). Oh ternyata diminta meresmikan acara ”Sepeda Sehat GKJ Tanjungtirto” dengan doa!?! ”Ya tentu direstui lah.... !” Dengan dibekali doa kiranya di jalan tetap aman-selamat dilindungi Tuhan sampai tuntasnya acara dan bergembira ria menambah keakraban dengan sesama! Selanjutnya pak Pdt. Bambang start dahulu untuk melayani ibadah di GKJ Tanjungtirto Pepanthan Delegan.

Gara-gara telat bangun pagi
          Sebelum berangkat, panitia menasihati para peserta untuk bersepeda dengan berjajar maksimal dua orang. Lalu kira-kira 60 (ribu) peserta tua-muda dilepas serentak menggowes sepedanya dengan rute ke timur, keliling desa Berbah. Meski ada beberapa peserta yang belum daftar ulang alias telat mereka tak di tinggalkan begitu saja. Ini menunjukkan sifat gembala yang tak mau kehilangan dombanya nih! Konon salah satu peserta yang telat itu gara-gara bangun kesiangan, inisialnya (Ers). ”Wow, tidak!” Menurut kesaksiannya ia telat karena menunggu temannya yang juga mau ikut (wah setia kawan atau setia kawanan=’kesiangan’ maksudnya, he... he...).

Membonceng sepeda biar sehat
          Setelah menempuh seperempat perjalanan yang datar-datar saja, ternyata kecepatan mereka malah makin bertambah. Apalagi kalau bukan karena menuruni jalan yang sedikit curam dan menikung. Alih-alih peserta bisa menghemat energi, tampak peserta yang memboncengkan adiknnya harus bersudah payah menggowes jalan yang berubah menanjak. Karena tidak kuat mengayuh mereka malah terpingkal-pingkal berdua. Beberapa peserta yang menyalipnya jadi ikut terpingkal-pingkal melihatnya. ”Wah,... untung nggak turun ke bawah lagi!”. Wah ini nilai positif membonceng sepeda rupanya,... tertawa sehat! (asal gak kebablasan).

          Perjalanan peserta sempat berhenti di sebuah perempatan. Ternyata mobil pick up yang ditumpangi Ibu Titin, menyediakan pit stop bahan bakar berupa snack, gorengan, dan air minum. ”Wha ha... uenak!”. Setelah wajah bertambah cerah kami semua melanjutkan perjalanan sampai finish.

Tak ada yang ditinggalkan
          Peserta yang sudah sampai berbincang di lokasi finish yang juga lokasi start-nya. Kemudian para peserta disuguhi snack arem-arem dan lumpia. Tak selang lama, genap sudah semua peserta mencapai garis finish. Acara dilanjutkan bagi-bagi door prize. Salah satu sponsornya dari bengkel keluarga Reki nih! Ada yang dapat pembersih, toples kecil, biskuit, dll. Namun sayang door prize hadiah utama berupa sepeda gagal direbut, berhubung tidak ada yang berani mengorbankan salah satu sepedanya... he... he... (disumbangkan untuk hadiah maksudnya!). Dan akhirnya usai sudah acara Sepeda Sehat GKJ Tanjungtirto yang tidak dipungut biaya sepeserpun ini alias gratis... tis... tis...! Waktu menunjukkan kira-kira pukul 08.20 WIB. Setelah ditutup doa, kami saling berjabat tangan dan pulang! Dan benar, ”...tak ada yang ditinggalkan!” Salut buat panitia penyelenggara Komisi Pemuda.... cayo... kring... kring... gowes... gowes!!
-Tamat-

~ditulis oleh Ki Warsita Reja~

07 Februari 2011

Kasut Kesayangan yang Senantiasa Kita Injak

kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai seja

Kasut Kesayangan yang Senantiasa Kita Injak


kakimu berkasutkan
kerelaan untuk memberitakan Injil
damai sejahtera;
(Ef. 6:15)


Tulisan sederhana ini diabadikan untuk mengenang jasa-jasa kasut yang telah kita buang sedemikian rupa.....
Salah satu perlengkapan senjata Allah yang disebut dalam bacaan Efesus 6:11-17 adalah sebuah kasut. Kasut dalam KBBI berarti alas kaki, seperti sepatu dan selop. Sementara kasut yang dimaksud dalam Ef. 6:15 adalah kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.
Di zaman modern seperti ini, siapa yang tidak memiliki sepatu. Bagi orang yang berkecukupan tak heran dirumahnya memiliki koleksi sepatu lebih dari satu pasang. Apalagi sepatu bagi kaum wanita, dibeli mungkin bukan sekedar fungsinya namun bisa jadi tuntutan mode atau fesyen. Kendati demikian di daerah-daerah lain toh masih ada orang-orang atau anak-anak yang menganggap sepatu sebagai barang mewah.


Bak perlengkapan senjata prajurit yang memiliki ikat pinggang, bajuzirah, perisai, ketopong, dan pedang. Namun tanpa kasut, apakah jadinya? Bahkan seorang teman pernah bercerita bahwa pernah ada kejadian, satpam melarang seseorang masuk di sebuah plaza gara-gara hal sepele, yaitu ia hanya memakai sandal bukan sepatu. Alasanya untuk menjaga keselamatan saat menaiki tangga eskalator tapi mungkin ada alasan lain.
Di kota-kota besar seperti di Bandung, kebanyakan kaum mudanya pergi memakai sepatu. Sandal ataupun sepatu sandal hampir jarang dipakai. Sementara di kota lain sandal masih umum dipakai untuk mengunjungi teman, pergi ke toko, mall, plaza, dll.
Mengapa istilah ’kasut’ oleh rasul Paulus dipakai dalam bagian perlengkapan senjata Allah? Melalui pengalaman pelayanan pemberitaan Injil, ’hal yang sederhana’ itu ternyata memiliki posisi yang mulia. Sebagus-bagusnya kasut, tempatnya selalu di bawah dan untuk diinjak. Tidak ada seseorang yang menaruh kasut di atas meja bukan? Kasut yang masih baru yang mungkin menjadi kasut kesayangan kita sekalipun tak luput dari tekanan dan tantangan. Sang tuan yang memakai kasut tak pernah berterima kasih atas jasa kasut yang menghindarkan kaki tuannya dari cedera. Kasut rela menjadi pelindung kaki tuannya dari paku yang menusuknya. Kasut merasakan dahulu kondisi entah itu panas, dingin, basah, kotor, keras, dll.
Untuk berapa lama sang tuan merawat kasut kesayangannya, sang kasut hanya bisa patuh dan tak pernah menuntut untuk dirinya mendapatkan tempat di atas. Kasut tidak dapat abadi. Ia harus setia dan kuat menahan beban tuannya. Ketika wajahnya tak lagi semuda yang dahulu, warnanya yang sudah pudar, kulitnya yang sudah tidak mulus lagi, dan mungkin aromanya yang sudah berubah, kasut siap dipensiun. 
 
Pemberitaan Injil damai sejahtera pun mengalami dinamika. Setelah melalui ujian-ujian dan tantangan dan perjalanan berkilo-kilo meter mungkin. Adakalanya kita menjadi putus asa dan berharap ada kasut lain yang membawa langkah kita lebih nyaman. Rasanya risih sekali dengan kasut kita saat ini. Enak rasanya melepaskan kasut kita sejenak dan merendam kaki kita kedalam air yang hangat atau sejuk! Tapi ingatlah, Tuhan senantiasa menyediakan kasut baru berikutnya. Jangan lupa, Tuhan menyediakan kasut yang tepat untuk perjalanan yang akan kita tempuh berikutnya! Sebab pemberitaan Injil adalah kemuliaan dan sekaligus ada salib penderitaan di dalamnya.
Tuhan memberkati!

01 Februari 2011

Sahabat-sahabat dalam Kesukaran


Sahabat-sahabat dalam Kesukaran


Sumber ilustrasi gambar diambil dari:
Widyohatmodjo, E.I.S. 1961. Babad saka Kitab Sutji, Jilid II Pradjanjian Anjar (alih bahasa Jawa). Taman Pustaka Kristen Jogjakarta: Jogjakarta.


Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu,
dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
(Amsal 17:17)


Siapa peduli masalahku?
Siapakah yang peduli dengan nasib orang lain? Siapakah yang peduli dengan penderitaan Saudara? Adakah yang mau hadir setidaknya untuk sekedar mendengarkan keluhan kita? Apakah ada orang yang rela mati untuk membela orang-orang seperti kita? Adakah sosok yang mau berkorban lebih lagi bagi kita? Jawabanya: ada, orang itu adalah Yesus Kristus.
Seperti tertulis dalam Rm. 5:7-8

Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Orang baik di zaman susah
Mungkin 2 buah paragraf yang mengantar kita di atas sudah biasa kita dengar. Bagaimana jika pertanyaannya, sekarang setelah zaman Yesus? Adakah orang yang masih meneladani sifat kasih Kristus yang tidak hanya rela menderita namun mengorbankan nyawa-Nya? Jawabanya pun masih ada. Bahkan di zaman sebelum Kristus pun telah ada kisah tokoh-tokoh teladan dalam zaman Perjanjian Lama. Tapi saya tidak bermaksud agar kita mati untuk orang lain. Lebih lanjut kita akan belajar sifat-sifat rela berkorban mereka yang penuh risiko tinggi.
Di zaman yang susah dan mengeluh ini sebenarnya patutlah kita merenung dan bertanya. Dimanakah pelayanan kekristenan itu sekarang? Dan di manakah orang-orang Kristen itu sekarang? Berbagai julukan pengikut Kristus itu antara lain terkenal dengan sebutan anak-anak Allah, garam dan terang dunia, dlsb.

Guru yang Bersedia Menolong
Seorang guru pernah mengajarkan, jika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan datang ke rumahnya meminta bantuan. Guru itu dengan tegas akan mendoakannya dan menolongnya secara nyata. Guru itu mengecam orang-orang yang hanya dapat mendoakan orang menderita tanpa mengulurkan bantuan nyata. Singkat kata, guru itu marah jika seseorang atau kita hanya bisa mendoakan penderitaan orang lain itu!
Keteladanan Kristus sesungguhnya telah jelas dan banyak dikisahkan di dalam Injil. Tetapi pengikutnya yang disebut orang Kristen sepertinya sudah puas menikmati keselamatan. Mungkin kita sudah merasa puas menjadi orang Kristen yang dijamin keselamatannya tanpa melihat orang sekeliling kita yang belum mengenal & menerima Kristus. Belum lagi yang satu iman bisa kita tolong, bagaimana dengan yang lain?

Hal gratis di zaman modern
Hampir sulit menemukan hal gratis di zaman sekarang. Alih-alih undian berhadiah yang kita harapkan, ternyata ujung-ujungnya bersyarat malah menguras dahulu uang atau pulsa kita. Kegiatan gereja mewajibkan kontribusi uang pendaftaran bagi para pesertanya. Acara Sekolah Minggu ditariki iuran dan kado silang. Generasi muda diikutkan pelatihan dan memaksa mereka untuk mempertanggungjawabkannya bagi gereja, dlsb. Masih banyak contoh-contoh hal yang tidak gratis dan ada pamrih-pamrih dibelakangnya, bahkan terjadi di gereja sekalipun.
Padahal pelayanan gereja tidak boleh memaksa. Seperti tertulis dalam 1 Pet. 5:2

Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

Pengambil risiko kebajikan
Yesus telah memberikan keselamatan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Meskipun dengan darah yang mahal dan pengorbanan yang besar. Nah, untuk itu mari kita bernostalgia dengan tokoh-tokoh yang juga memiliki sifat & karakter Kristus berikut ini:
  1. Stefanus (Kis. 7:55-60). Stefanus dikenal sebagai tokoh martir pertama dalam memberitakan Injil.
  2. Simon atau Petrus atau Kefas. Petrus dikenal sebagai murid Yesus yang meninggalkan pekerjaannya sebagai nelayan. Petrus memilih memberitakan Injil daripada kekayaan dunia. (Mat. 4:20, Kis. 3:6)
  3. Orang Samaria. Orang Samaria ini dibenarkan Tuhan karena menolong seseorang yang jatuh ke tangan penyamun-penyamun dan dirampok habis-habisan sampai sekarat karena dipukul dan dibiarkan terkapar di jalan ketika dalam perjalanan dari Yerusalem menuju Yerikho. Orang Samaria ini berbelas kasihan lalu bertindak membalut luka-luka korban, sesudah itu menyiraminya dengan minyak dan anggur, menaikkan korban pada keledai tungganganya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya, membayari dua dinar kepada pemilik penginapan dan menjamin jika ada kelebihan biaya perawatan korban tersebut. (Luk.10:30-35). Bagi saya, Orang Samaria itu mungkin memiliki profesi sebagai seorang dokter atau perawat kesehatan, berhubung tindakan medisnya yang spontan. Menyirami dengan minyak dan anggur agar tidak menjadi infeksi.
  4. Boas. Boas dikenal sebagai penebus segala milik Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon. Boas bersedia meperisteri Rut, perempuan Moab, isteri Mahlon, seorang janda, menantu Naomi yang juga seorang janda. Kelak Boas dan Rut akan menurunkan raja Daud. (Rut 4:9-11).
  5. Yonatan. Yonatan dikenal sebagai sahabat Daud, Lihat ayat-ayat berikut:
    1. 1 Sam. 18:1, Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri.
    2. 1 Sam. 18:3 Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri.
    3. 1 Sam. 18:4 Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya.
Raja Saul yang tak lain dan tak bukan adalah ayah Yonatan sendiri, berikhtiar hendak membunuh Daud. Namun Yonatan berani mengambil risiko dengan memperingatkan raja agar mengurungkan niatnya. Bahkan mengambil risiko dengan memberitahu Daud untuk bersembunyi dan lari agar luput dibunuh oleh raja Saul. (1 Sam.19:2, 20:42)

Kasih Cuma-Cuma Masih Bisa Kita Tegakkan dan Kibarkan Bersama
Sesungguhnya masih banyak tokoh-tokoh di Alkitab yang telah memberikan teladan bagaimana mereka berani berkorban, sekalipun ada risiko besar akan menimpa mereka. Seperti Musa, ratu Ester, Mordekhai, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, Yusuf, Hakim Yefta, Gideon, raja Firaun di zaman Yusuf, Maria ibu Yesus, Janda miskin, dlsb. Sampai di sini penulis tidak dapat menyebutkan satu per satu lagi karena akan lebih baik jika para pembaca menemukan kebenaran itu sendiri di dalam Alkitab. Merenungkan, menyelami, dan berusaha masuk dalam masa berlangsungnya kisah tokoh-tokoh Alkitab akan sangat mengharukan.
Sebagai simpulan, selamat berjuang dan memperjuangkan diri menjadi orang-orang yang dapat menebarkan kasih nyata cuma-cuma di dalam dunia yang begitu besarnya dikasihi Tuhan ini. Jangan kecewa jika belum menemukan orang Kristen seperti Kristus. Kali ini mungkin Anda bisa menjadi sahabat berikutnya bagi orang lain yang sedang mengalami kesukaran.
Tuhan bersama kita! (JN. 31/01/11)



Yefta: Pahlawan Tuhan yang Diingat Sepanjang Masa

-->
Yefta: Pahlawan Tuhan
yang Diingat Sepanjang Masa



Adapun Yefta, orang Gilead itu,
adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa,
tetapi ia anak seorang perempuan sundal;
ayah Yefta ialah Gilead.
(Hak.11:1)



Pahlawan Naruto
Semua pasti dapat meneruskan kalimat ini, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para... . Ya, benar. Para pahlawannya. Ayo sebutkan pahlawan-pahlawan idolamu?! Mungkin sontak jawabanya bermacam-macam, ”Jenderal Sudirman...!” ”Pangeran Diponegoro...!” ”Soekarno...!” ”Yosua..!” ”Kalau aku...aku... Naruto...!” ”Eit... siapa Naruto...! Wah ada anak kecil punya pahlawan Naruto nih! Siapa ya kira-kira guru Sekolah Mingunya?” Ha..ha ini hanya guyonan kecil tapi mungkin bisa jadi benar-benar ada.

Pahlawan yang Gagah Perkasa
Kala itu seorang guru mengajarkan kisah tokoh Alkitab masa Perjanjian Lama (PL) dalam ibadah yang dihadiri para mahasiswa. Tokoh itu belum pernah saya ketahui. Mungkin sampai saat ini pun di Sekolah Minggu atau persekutuan sudah langka mengambil kisah-kisah heroik tokoh-tokoh PL kecuali Abraham, Musa, Rahab, Yosua, Daud, Daniel, dan beberapa lainnya. Berapa yang dapat mengenal dan menceritakan kisah Hakim Yefta, Hakim Debora, Nehemia, Boas, Isybaal, ratu Ester, dll.
Adalah Yefta. Yefta disebut sebagai seorang pahlawan yang gagah perkasa (Hak. 11:1). Namun malang. Faktanya ia seorang pahlawan yang gagah perkasa namun harus terusir dari kaum keluarganya. Gara-garanya adalah karena Yefta anak seorang perempuan sundal (pelacur). Sampai di sini saya merasa sedih & haru.
Entah di dalam kisah Alkitab atau dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak sekali ’pahlawan-pahlawan’ yang berjasa sekaligus diabaikan dan terabaikan. Mungkin pahlawan kita adalah ayah-ibu kita, kakek-nenek kita, presiden kita, guru kita, sahabat kita, tetangga kita, dll. Lebih-lebih Yefta dalam bahasan kita, seorang pahlawan yang gagah perkasa. Sudah pahlawan, gagah perkasa lagi! Namun diusir oleh adik-adik tirinya sendiri! Mereka menganggap Yefta tidak akan mendapatkan warisan apa-apa dari ayahnya berhubung Yefta adalah anak dari perempuan yang tidak sah.

Pahlawan yang Dibenci
Tapi tak apalah, dan tak jadi soal masalah warisan!” Demikian mungkin yang dipikir oleh Yefta. Dikisahkan Yefta kemudian pergi berpisah dengan saudaranya dan tinggal di Tob. Ternyata Yefta segera mendapat banyak teman di sana. Alih-alih teman-teman yang baik, malah segerombolan penjahat bergabung dengan Yefta dan pergi merampok. Demikian dikisahkan bahwa Yefta hidup bergaul dengan para perampok. Kalau boleh saya berpendapat bahwa Yefta telah dibesarkan dalam lingkungan para perampok. Saya lalu teringat bunyi firman Tuhan berikut ini:

Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. (Yak. 2:1).

Seringkali kita menghormati secara berlebihan orang-orang kaya, jabatan tinggi, pendidikan tinggi yang jelas-jelas kasat mata. Mengapa kita malu menghargai perbuatan dan jasa baik seseorang hanya karena kulit luarnya yang kita anggap buruk?! Jangan memandang muka, ini perintah yang sulit! Kita sering tertipu oleh kemilaunya dunia.

Pahlawan Tidak Memandang Muka
Ada dua hal yang menarik yang bisa kita tangkap di sini:
  1. Yefta diusir oleh kaumnya karena ia anak seorang perempuan sundal. Julukannya sebagai pahlawan yang gagah perkasa tidak dapat membantu menaikkan harkat dan martabatnya. Kaum keluarganya telah memandang rendah Yefta.
  2. Yefta pergi berpisah dengan kaum keluarganya dan tinggal di Tob. Segerombolan perampok bergabung dengan Yefta. Yefta tidak menghindari pergaulannya dengan para perampok. Namun di ayat lain tetap membuktikan jati diri Yefta sebagai seorang yang beribadah kepada Tuhan (Hak. 11:11).

Pahlawan Dipilih Tuhan
Hari berganti hari dan tibalah rupanya roda sedang berputar. Orang Israel menghadapi kesukaran karena peperangan melawan bani Amon. Para tua-tua (pemuka) Gilead pergi ke Tob bermaksud menjemput Yefta. Kaum keluarga Yefta yang dahulu membenci dan mengusirnya hendak mengangkat kembali Yefta sebagai panglima perang menghadapi bani Amon. Nah, kisah Yefta yang masih berlanjut di atas saya hentikan di sini. Silakan pembaca meneruskanya secara lengkap dalam kitab Hakim-hakim pasal 11.
Yang bisa kita petik diantaranya yaitu:
  1. Disadari atau tidak, kita mungkin pernah atau sedang mengabaikan, mengusir, atau bahkan menelantarkan pahlawan-pahlawan disekitar kita.
  2. Memandang muka kondisi negatif yang sedang disandang atau dialami pahlawan kita, bisa membuat kita tinggi hati dan pada akhirnya sangat membenci, memaki pahlawan kita. Bahkan lebih parah menginjak harkat dan martabatnya.
  3. Seorang pahlawan memiliki sifat ketabahan yang tinggi. Bisa terus beradaptasi di lingkungan jahat tanpa ikut melakukan kejahatan.
  4. Roda berputar, emas yang dibuang tetap berharga. Pahlawan kembali kepada tempatnya yang semestinya.
  5. Tuhan bisa memilih dan memakai siapapun yang Ia kenan untuk menjadi pahlawan bagi umat-Nya.

(FB.02/02/11)

25 Januari 2011

APOLOS GAME: Permainan 24 Langkah Cerdas Alkitab


APOLOS GAME:
Permainan 24 Langkah Cerdas Alkitab
by: Teja © 2010

seorang Yahudi bernama Apolos,
yang berasal dari Aleksandria.
Ia seorang yang fasih berbicara
dan sangat mahir
dalam soal-soal Kitab Suci.
(Kis. 18:24)


Apolos Game atau Permainan 24 Langkah Cerdas Alkitab adalah permainan adu cepat menyelesaikan soal-soal yang bersumber dari Alkitab. Dengan metode permainan tanya-jawab tersebut, diharapkan anak menjadi aktif dan senang mempelajari Alkitab. Pun demikian soal-soal yang tersedia sudah dipilih untuk menanamkan dasar-dasar Kekristenan dan pertumbuhan iman rohani anak-anak. Untuk itu, Apolos Game ini sengaja dirancang untuk anak usia Sekolah Minggu dan Praremaja.


         Permainan ini masih dalam pengembangan. Perancang mengakui jika bahasa pengantarnya masih kaku. Namun Apolos Game bisa menjadi pilihan menarik bagi para guru Sekolah Minggu untuk mengenalkan anak didiknya agar cinta Alkitab! (dilengkapi buku panduan permainan). Berminat? hubungi  solaagape@gmail.com.
          Apolos Game,… Lebih dari sekedar bermain monopoli…!
               


 

22 Januari 2011

LANDASAN PELAYANAN MUSIK

LANDASAN PELAYANAN MUSIK
LANDASAN PELAYANAN MUSIK
LANDASAN PELAYANAN MUSIK



Angkatlah lagu,
bunyikanlah rebana,
kecapi yang merdu,diiringi gambus.
(Mzm. 81:2)


Diringkas dari buku 200 Nyanyian Jemaat Pilihan.

A. Saran-saran untuk Kelompok Musik Gerejawi. (Musik Daud, 1988:82-83)
1. Latihan (rehearsal)
Sekelompok atau sebuah grup/tim musik sangat memerlukan rehearsal (latihan). Makin besar kelompok itu maka makin besar kebutuhannya akan rehearsal. Saat kebaktian berlangsung adalah saat daimana kelompok musik telah siap mengiringi jemaat memuji Tuhan. Dan bukan untuk mencari not kunci, akor, atau malah mempelajari aransemen, dan sebagainya.
Berikut ini, beberapa saran untuk mengadakan rehearsal yang baik, yaitu:
    1. Tentukan jadwal dan waktu latihan yang teratur dan jalani dengan setia.
    2. Mulai dan akhiri rehearsal secara on time atau tepat pada waktunya.
Jika Anda sebagai pemimpin terlambat memulai latihan maka para pemusik akan merasa bahwa waktu mereka terbuang sia-sia sebab mereka telah datang lebih awal untuk mempersiapkan diri. Para pemusik telah membuat suatu pengorbanan dengan menghadiri latihan, sebab setiap orang punya banyak hal lain untuk dikerjakan. Hargai kepentingan mereka di luar latihan maka mereka akan menghargai kepentingan di dalam latihan.
    1. Jangan membuat latihan bersama-sama untuk pemusik dan penyanyi sampai mereka masing-masing telah siap. Bila yang satu pihak harus menunggu pihak lain yang sedang belajar, mereka akan merasa membuang-buang waktu.
    2. Jangan sekedar menjalani jadwal latihan. Jika pemimpin tidak siap maka tunda atau batalkan latihan agar para pemusik punya waktu tambahan untuk belajar di rumah masing-masing.
    3. Sebaiknya ada humor yang sehat dan terkendali.

2. Saat tampil

    1. Datanglah lebih awal dalam kebaktian untuk berkumpul bersama. Perlu siap tampil secara spirit, mental, dan fisik sejak dari rumah sampai ke kebaktian. Tergesa-gesa tidak menguntungkan pelayanan tim sama sekali.
    2. Bersiaplah sebagai pemimpin pujian yang baik.



3. Yang perlu diketahui oleh tim musik

    1. Milikilah suatu "standar of excellence" (patokan terbaik) di dalam pujian.
    2. Merupakan suatu kehormatan memuji Tuhan dengan lagu dan itu harus dilakukan dengan "excellence".
    3. Ingat, hasil akhirnya adalah memuji Tuhan dan memberkati jemaat.
    4. Pemusik harus "excellence" secara musikal, profesional, dan spiritual secara mental atau seimbang.
    5. Pemusik harus menjadi pemimpin dalam pujian dan penyembahan maupun dalam hidup sehari-hari.

Daud memerintahkan para kepala orang Lewi itu,
supaya mereka menyuruh berdiri saudara-saudara sepuak mereka,
yakni para penyanyi, dengan membawa alat-alat musik
seperti gambus, kecapi dan ceracap,
untuk memperdengarkan dengan nyaring lagu-lagu gembira.
(I Taw. 15:16)



B. Petunjuk Praktis Saat Pujian dan Penyembahan (Musik Daud, 1988:84-85)
1. Berkomunikasi dan saling memperhatikan
    1. Arahkan pandangan Anda pada pemimpin pujian dan penyembahan. Perhatikan tanda-tanda yang diberikannya.
    2. Posisi atau penempatan tim pujian dan penyembahan atau penyanyi penting untuk berkomunikasi. Jangan takut untuk saling melihat.
2. Kegiatan sebelum ibadah
      1. Datang lebih awal.
      2. Selama pemanasan, latihan atau waktu kebaktian, hindari keinginan untuk melakukan segala sesuatu menyetal secara kilat. Menata atau menyetel instrumen musik harus dilakukan sebelum waktu doa.
      3. Jaga podium tetap rapi dan bersih.
3. Mengembangkan kecakapan
Terus mengembangkan diri secara musikal. Ketahui kelebihan dan kekurangan diri. Terus menambah pengetahuan formal dan informal; dari akademi atau kursus privat. Ingat bahwa ibadah gereja bukanlah waktu untuk berlatih. Pelihara jari-jari, tangan dan tenggorokan. Tetapkan standar secara pribadi setiap latihan.
4. Sikap profesional
Milikilah semangat kesatuan atau kerjasama sebagai sebuah tim, namun dapat memimpin sesuai komando. Sebagai bawahan; sebagai pemimpin; sebagai laskar Kristus. Musik itu sebagai bahasa berkomunikasilah. Musik adalah suatu sarana melakukakn peperangan rohani atau doa syafaat.
5. Pengembangan Sound System
      1. Berkomunikasilah dengan pemegang sound system Anda. Sekali waktu cobalah memberi semangat kepadanya. Tempatkan dan gunakan mikrofon secara benar. Bermain musik atau menyanyi ditujukan tepat ke arah mikrofon, bukan disekitarnya. Jangan bertepuk tangan atau bermain tamborin ke arah atau di dekat mikkrofon.
      2. Sekali setahun perlu ada seorang sound-engineer yang profesional memeriksa atau mengevalusi sound system dan kebutuhan baru yang timbul.


C. Memimpin Pujian dan Penyembahan (Musik Daud, 1988:88-90) 
  1. Suatu kebaktian bisa berbeda sama sekali dari kebaktian yang lain. Sebab itu kita harus berdoa untuk merasakan perbedaan itu dan tidak takut akan perubahan
  2. Jika jemaat tidak memberikan respon seperti yang kita harapkan, meskipun kita telah mempersiapkan diri secara baik dan peka terhadap pimpinan Tuhan, janganlah kita "memompa" mereka untuk memuji. Kita bukanlah cheerleaders atau pemimpin sorak-sorai, melainkan pengikut yang setia dan taat kepada Tuhan. Jangan kita menyalahkan diri sendiri jika hati kita benar di hadapan Allah.
  3. Tugas pemimpin adalah memimpin dalam hal menyanyi selaras musik, bilamana mulai dan bilamana berhenti.
  4. Kembangkan karunia dalam diri kita, bermusik lebih mahir, menyanyi lebih indah, memimpin lebih setia.
  5. Musik dapat mengendalikan emosi, dapat pula mengatur mood. Ada jenis musik yang menyebabkan perasaan senang, ada yang menimbulkan perasaan santai atau relaks, ada juga yang menyebabkan orang merasa sedih.
  6. Refrein atau chorus-chorus yang berisi kata-kata yang padat dan cepat dapat digunakan untuk membebaskan jemaat dari kecanggungan dan mendorong mereka untuk membuang segala kekhawatiran (1. Pet. 5:7). Kemudian disambung dengan lagu-lagu yang lebih lambat yang berisi tentang Allah.
  7. Beri petunjuk aba-aba dengan jelas dalam memulai suatu lagu pujian dengan suara dan tangan Anda. Pastikan bahwa baik jemaat maupun para pemusik mengetahui apa yang Anda kerjakan. Jika perlu kembangkan aba-aba tangan untuk para pemusik; stop, sekali lagi, lebih lembut, dll.
  8. Banyaknya perulangan dalam sebuah lagu dapat bervariasi, tergantung pada jenis lagu dan situasi pada saat itu. Sekali waktu buatlah variasi dalam menyanyi, misalnya: wanita saja, lalu pria, anak-anak, pemusik, semua bersama-sama, dan sebagainya.
  9. Jangan melebihi waktu yang tersedia. Jika Anda diberikan waktu tertentu dan belum selesai menyanyikan semua lagu dalam list atau daftar anda, tinggalkan beberapa lagu. Jangan terlalu kaku dalam mengikuti daftar Anda. Jika sebuah lagu jelas tidak sesuai, jangan terus dinyanyikan. Jika lagu lainnya berjalan sangat baik, catatlah sengan huruf besar dan carilah lagu lain yang sama.

 Karena sudah sejak dahulu,
pada zaman Daud dan Asaf,
ada pemimpin-pemimpin penyanyi,
ada nyanyian pujian
dan nyanyian syukur bagi Allah.
(Neh. 12:46)


D. Paduan Suara (Prabowo, 1995:53-54)
Paduan suara atau kor adalah sekelompok penyanyi yang menyanyikan nada-nada sesuai dengan aransemen yang ada dalam sebuah lagu. Bentuk sajian paduan suara ada dua macam, yaitu paduan suara sejenis dan paduan suara campuran. Paduan suara sejenis anggotanya terdiri atas anak-anak saja atau wanita saja atau pria dewasa saja. Paduan suara campuran anggotanya terdiri atas campuran pria dan wanita.

Kemudian kedua paduan suara itu berdiri di rumah Allah.
Demikian juga aku bersama-sama sebagian dari para penguasa
(Neh. 12:40)


Gb. 3.1
Kelompok Paduan Suara

Paduan suara anak-anak biasanya hanya dibagi menjadi tiga suara, yaitu suara tinggi, suara sedang, dan suara rendah. Untuk paduan suara wanita dewasa, suara dibagi menjadi sopran, mezosopran, dan alto. Untuk paduan suara pria dewasa suara dibagi menjadi tenor, baritone, dan bas.
Paduan suara campuran biasanya dibagi menjadi empat suara, yaitu sopran, alto, tenor, dan bas, walaupun kenyataannya ada juga beberapa repertoar lagu yang membutuhkan lebih banyak jenis suara.


      1. Paduan Suara dalam Dua Suara
Paduan suara dalam dua suara adalah sekelompok orang yang menyanyikan suatu komposisi lagu dalam dua suara. Lagu dengan dua suara terdiri atas satu melodi pokok ditambah satu melodi lain. Satu melodi lain tambahan di sini disertakan dengan maksud untuk membuat lagu terdengar lebih indah.
Dalam lagu dengan dua suara, melodi pokok dinyanyikan oleh suara satu, sedangkan melodi tambahan dinyanyikan oleh suara dua. Namun, adakalanya melodi pokok dinyanyikan oleh suara dua, atau dinyanyikan secara kombinatif, artinya dinyanyikan secara bergantian oleh suara satu dan suara dua.
Lagu dengan dua suara lazim dinyanyikan oleh paduan suara sejenis. Untuk menyanyikannya, paduan suara dibagi ke dalam dua suara, yaitu suara tinggi dan suara rendah.
Dalam hal melodi pokok dinyanyikan oleh suara satu, maka komposisi perbandingan jumlah penyanyi antara suara satu dengan suara dua yang dianjurkan adalah 3 : 2. Perbandingan ini disusun dengan syarat bahwa kualitas suara masing-masing penyanyinya relatif sama. Jumlah penyanyi yang menyanyikan melodi pokok lebih banyak; hal ini dimaksudkan agar lagu aslinya tetap terdengar utuh.
      1. Paduan Suara dalam Tiga Suara
Paduan suara dalam tiga suara adalah sekelompok orang yang menyanyikan suatu komposisi lagu dalam tiga suara. Lagu tiga suara terdiri atas satu melodi pokok ditambah dua melodi lain. Ditambahkannya dua melodi lain dimaksudkan agar lagu terdengar lebih indah.
Lagu dengan tiga suara lazim dinyanyikan oleh paduan suara sejenis. Untuk menyanyikannya, paduan suara dibagi ke dalam tiga suara, yakni suara tinggi, suara sedang, dan suara rendah.
Apabila melodi pokoknya dinyanyikan oleh suara satu, maka dua melodi lainnya dinyanyikan oleh suara dua dan suara tiga. Suara dua untuk suara sedang dan suara tiga untuk suara rendah. Komposisi perbandingan jumlah antara suara satu, suara dua, dan suara tiga adalah 5 : 4 : 3, dengan syarat atau pertimbangan bahwa kualitas suara dari setiap penyanyi relatif sama.

1. Memimpin Musik (Conducting)
Conducting adalah memimpin musik, baik memimpin musik vokal, instrumental, maupun gabungan antara keduanya. Di dalam musik, seorang pemimpin lagu atau pemberi aba-aba disebut: dirigent (dari bahasa Belanda) atau conductor (Inggris) atau dalam bahasa Indonesia sudah lazim disebut dirigen atau konduktor.
Tugas seorang dirigen adalah mengatur dan mengemudikan jalannya sajian musik. Sukses atau tidaknya suatu sajian musik sangat tergantung pada peran dirigen. Oleh karena itu, seorang dirigen dituntut untuk menguasai teknik-teknik memimpin musik serta beberapa persyaratan lain agar permainan musik yang dipimpinya dapat memberikan sajian sesuai dengan maksud dan karakter yang diharapkan. (Prabowo, 1995:54).

Gb. 3.2
Konduktor

Peranan konduktor adalah juga untuk mengilhami para pemusik dan mengatur semua peranan-peranan berbeda dalam sebuah orkes sehingga mereka memainkan sebuah lagu kompleks bersama-sama. Konduktor berdiri di depan orkes dan mengayunkan sebuah tongkat kecil untuk menunjukkan apa yang konduktor inginkan para pemusik lakukan. Konduktor orkes besar acapkali menjadi pribadi yang terkenal. Simon Rattle, konduktor dari Inggris, terlihat di sana, telah terkenal baik dari semangat, kecerahan, dan keriangan dalam penampilannya (Encarta, 2009).

2. Membentuk Paduan Suara (Prabowo, 1995:57)
Dalam membentuk paduan suara, perlu dipikirkan hal-hal yang sekiranya mendukung kelancaran latihan dan kesuksesan suatu pertunjukkan.
Hal-hal yang diperlukan dalam membentuk paduan suara sekolah, disamping tersedianya para pemain/penyanyi, juga terbentuknya pengurus. Sebaiknya, pengurus tidak diambil dari para anggota penyanyi, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tidak terjadi perbenturan atau perangkapan tugas.
Secara sistematis, organisasi paduan suara dapat digambarkan sebagai berikut:



Gb. 3.3
Struktur Organisasi Paduan Suara



Berikut ini adalah seksi-seksi yang diperlukan:
    1. Seksi Tempat
Bertanggung jawab atas masalah tempat untuk mengadakan latihan/pementasan.
    1. Seksi Lagu
Mengurus dan bertanggung jawab atas urusan lagu.
    1. Seksi Kostum
Bertanggung jawab atas masalah pengadaan, penyiapan, dan penyimpanan kostum (pakaian seragam pentas).
    1. Seksi Akomodasi
Bertanggung jawab atas masalah prasarana, konsumsi (perbekalan makanan dan minuman) latihan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kelancaran latihan/pementasan) (termasuk penginapan dan transportasi jika pentas keluar kota).
    1. Seksi Humas (Hubungan Masyarakat)
Menangani dan bertanggung jawab atas hal-hal yang berhubungan dengan masalah hubungan kemasyarakatan.

Sesudah organisasi paduan suara terbentuk, langkah berikutnya adalah menentukan program kegiatan. Kegiatan paduan suara lazim berkisar pada pemilihan lagu, pengelompokan suara, penyusunan jadwal latihan, dan diikuti latihan-latihan.
Khusus untuk keperluan latihan, harus dipilihkan lagu-lagu yang sesuai dengan tingkat kemampuan anggota paduan suara yang bersangkutan. Dalam hal ini secara khusus pilihan lagu harus disesuaikan dengan ambitus suara kelompok paduan suara yang bersangkutan.


E. Alat Musik untuk Memuji Tuhan
Pada zaman pemerintahan teokrasi, melalui para nabi, hakim dan imam, juga pada zaman raja-raja; Allah memberi porsi yang banyak terhadap musik. Raja Daud telah menempatkan musik secara istimewa: ada orang-orang tertentu yang digaji sebagai tenaga penuh untuk memuji Tuhan siang dan malam; ada jabatan dan aturan-aturan yang ditentukan untuk mereka, ditempatkan di bilik-bilik tertentu, dilengkapi dengan pakaian seragam dan alat-alat musik lengkap. "Inilah orang-orang yang ditugaskan oleh Daud memimpin nyanyian di rumah TUHAN sejak tabut itu mendapat tempat perhentian. Di hadapan Kemah Suci, yakni Kemah Pertemuan, mereka melayani sebagai penyanyi sampai Salomo mendirikan rumah Tuhan di Yerusalem. Mereka melakukan tugas jabatannya sesuai dengan peraturannya" (1 Taw. 6:31,32). "Dan inilah para penyanyi, kepala-kepala puak orang Lewi, yang diam di bilik-bilik dan bebas dari pekerjaan lain, sebab siang dan malam mereka sibuk dengan pekerjaannya" (1 Taw. 9:33).


Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi,
dengan kecapi dan lagu yang nyaring
(Mzm. 98:5)



empat ribu orang menjadi penunggu pintu gerbang;
dan empat ribu orang menjadi pemuji TUHAN
dengan alat-alat musik yang telah kubuat
untuk melagukan puji-pujian," kata Daud.
(I Taw. 23:5)
Alat musik adalah salah satu sarana yang berguna dan mendukung kita dalam memuji Tuhan. Seperti dalam Mzm. 150:3-5 Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling! Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Baca juga referensi ayat sebagai berikut: Kej. 4:21, 2 Sam. 6:5, 1 Taw. 23:5, Mzm. 33:2-3, Mzm. 71:22, Mzm. 144:9, Yes. 38:20, dan Why. 14:2.


Doc.: R. Teja Y.

Begitu pentingnya musik dalam gereja, sehingga tidak heran tokoh reformasi kita, Martin Luther, pernah berkata: ”Next after theology, we give the greatest honor to music; let it be music, we will make it as sacred as it needs be”.  (Setelah teologia [doktrin/firman], mari kita beri penghargaan tertinggi kepada musik; biarlah ada musik, dan kita akan menguduskannya sebagaimana seharusnya.)


Gb. 3.4
Martin Luther (1483-1546)
(Tokoh Reformasi Gereja dan Teolog Jerman)

F. Kuasa & Kesaksian Tentang Pujian kepada Tuhan
1. Pujian merupakan senjata ampuh untuk melawan Iblis
Pujian merupakan senjata yang penuh kuasa (ampuh) untuk berperang melawan musuh (Musik Daud, 1988:91). Dikisahkan dalam Mat. 21:15-16, Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel, lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
Firman yang dimaksud Tuhan Yesus tersebut ada dalam Mzm. 8:3 yang berbunyi: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.

2. Pujian mengalirkan kuasa Allah, membuka jalan, dan membebaskan belenggu.
Kisah menarik lainnya dalam Kisah Para Rasul 16:25-26, Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.

3. Pemuji yang gagah berani
Ada juga kisah hebat dalam kitab Perjanjian Lama tentang bagaimana raja Yosafat berhasil memukul kalah lawannya yaitu bani Moab dan Amon. Kisah selengkapnya dapat di baca dalam 2 Taw. 20:20-22, 26.

Setelah ia berunding dengan rakyat,
ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi
nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN
dalam pakaian kudus yang semarak
pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata,
sambil berkata: “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN,
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
(2 Taw. 20: 21)


Ternyata sifat dari seorang pemuji Tuhan haruslah gagah-berani. Raja Yosafat menempatkan pemuji Tuhan di muka dan bukan di belakang orang-orang bersenjata. Ini berarti bahwa puji-pujian yang dinyanyikan oleh orang-orang yang gagah berani (yaitu, orang-orang yang beriman bahwa Tuhan beserta) adalah barisan pendobrak pertama menghadapi suatu masalah. Maka bilamana aku menghadapi suatu masalah, maka biarlah menyanyikan puji-pujian yang penuh iman percaya menjadi hal pertama yang kulakukan. Apa yang terjadi bilamana puji-pujian dinyanyikan?


Doc.: R. Teja Y.

Dikisahkan di ayat 22, Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah. Tuhan sendirilah yang berperang bagi kita. Tuhan beserta di dalam puji-pujian. Dialah yang akan memecahkan semua tantangan, problem dan tekanan bilamana kita menyanyikan puji sembah!

4. Karya-karya lagu H.A. Pandopo dalam Kidung Jemaat
  Bagi pemerhati, pencipta, ataupun pengguna musik gereja, nama H.A. van Dop pastilah cukup dikenal. Hampir semua lembaga-lembaga gereja, terutama lembaga gereja yang sudah puluhan tahun hadir di negeri ini, menggunakan Kidung Jemaat sebagai buku nyanyian. Jika kita membuka-buka Kidung Jemaat inilah, nama van Dop akan begitu mudah ditemui. Cukup tepat barangkali jika dikatakan van Dop adalah salah satu tokoh yang membuat Kidung Jemaat jadi tebal.
Yang menarik, van Dop mengubah namanya agar berbau “Indonesia” menjadi H.A. Pandopo. Seringkali memang, orang asing di negeri ini menjadi lebih “cinta tanah air” dari pada anak negeri sendiri.
Ayat Alkitab dari Yohanes 4:35 di awal tulisan buat van Dop adalah ayat yang sangat spesial. “Sudah banyak ladang yang padinya telah menguning dan sudah matang untuk dituai. Namun, siapakah yang harus menuai karena hasil tuaian masih sedikit?” begitulah katanya dalam acara perpisahan.
Hermanus Arie van Dop muda berangkat menuju Indonesia, ladang yang padinya harus dituai, pada 1967. Lahir di Utrecht, Belanda, 28 Mei 1935, van Dop menempuh pendidikan teologi di Fakultas Teologi Universitas Utrecht (1964) dan Sekolah Tinggi Misiologi Oegstgeest (1967).
Selain belajar teologi, untuk memperdalam ilmu musiknya, ia mendapatkan pengetahuan dasar tentang musik dari Klaas Bartlema, guru musiknya sejak sekolah menengah. Sebelum tiba di Indonesia, van Dop lebih dulu pergi ke Pakistan selama satu bulan. Ia berjumpa dengan tokoh-tokoh Kristen dan Islam di sana. Dari Pakistan, ia berangkat ke Indonesia pada tahun 1967. Selama 4,5 tahun, van Dop melayani di Malino dan Makassar sebagai pendeta di Gereja Kristen Sulawesi Selatan (GKSS). Pada tahun 1972, barulah van Dop menginjakkan kaki di Jakarta untuk melayani sebagai pendeta di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). Atas permintaan Sinode GPIB, van Dop ditempatkan sebagai anggota Dewan Penasihat di Yayasan Musik Gereja (Yamuger) dan ia juga mendapat tugas mengajar di Sekolah Tinggi Teologia di Jakarta (STT Jakarta).
Obsesi yang belum bisa terwujud sampai saat ini adalah menyusun nyanyian lagu rohani yang berasal dari pelosok-pelosok negeri dengan warna kedaerahan masing-masing. Van Dop menekankan potensi musik negeri ini begitu besar, hampir di setiap pelosok negeri ini yang ia datangi memiliki nyanyian daerah yang indah. Apa mau dikata, obsesi itu belum kesampaian. Namun, tak ada yang perlu disesali.
Banyak lagu karya van Dop yang terdokumentasi dengan baik di Kidung Jemaat dan dinyanyikan oleh umat Kristen di seluruh Indonesia saat beribadah di gereja-gereja atau di tempat lain. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah “Lihatlah Sekelilingmu” yang terletak di Kidung Jemaat nomor 428. Lagu ini seperti ingin menjawab tantangan besar dalam pelayanannya. “Ladang-ladang yang telah menguning” harus ada yang menuainya. Banyak tuaian namun pekerja masih sedikit, dan van Dop menyadari keadaan ini.
Dia bekerja keras selama 37 tahun untuk menghasilkan “tuaian”. Hasilnya, anak didik telah banyak yang meneruskan dan mengembangkan ilmu yang dia bagikan, mutu bernyanyi dan kesadaran akan pentingnya nyanyian dalam ibadah pun tumbuh dalan lingkungan jemaat di gereja-gereja Protestan.
(diringkas dari tulisan: Job Palar, sumber internet)

Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN
dan pujilah Dia dari ujung bumi!
Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya
dan pulau-pulau dengan segala penduduknya.
(Yes. 42:10)


5. Mandat dari Atas
Selanjutnya untuk ibadah Daud dan para panglima menunjuk anak-anak Asaf, anak-anak Heman dan anak-anak Yedutun. Mereka bernubuat dengan diiringi kecapi, gambus dan ceracap. Daftar orang-orang yang bekerja dalam ibadah ini ialah yang berikut: dari anak-anak Asaf ialah Zakur, Yusuf, Netanya dan Asarela, anak-anak Asaf di bawah pimpinan Asaf, yang bernubuat dengan petunjuk raja.(1 Taw. 25: 1-2)
Bani Asaf, Heman dan Yedutun ditunjuk oleh Raja Daud untuk menjadi pemimpin puji-pujian bangsa Israel. Apakah begitu saja mereka memimpin? Ayat ini mengajarku bahwa tugas mereka bukanlah hanya bernyanyi saja, tetapi bernubuat dengan petunjuk raja. Ini berarti bahwa tugas orang-orang yang telah ditunjuk di bagian musik dan pujian adalah untuk melaksanakan petunjuk dan mandat dari atasan. Siapakah atasan-nya? Ya tentunya penggembalaan yang telah ditunjuk oleh Tuhan di atas mereka.
Jadi, pimpinan mendapatkan inspirasi mandat dari Tuhan. Kemudian, pimpinan memberikan mandat kepada pemusik. Pemusik bernyanyi dan berkata-kata sesuai petunjuk. Apakah hasilnya? Jemaah mendapat pengertian dan firman dari Tuhan.


Gb 3.5
Runtuhnya Tembok Yerikho

Patung relief perunggu: Pintu Gerbang Firdaus oleh Lorenzo Ghiberti menggambarkan adegan dari kisah nabi Yosua. Di belakang melukiskan Jatuhnya Yerikho, dengan barisan orang Israel mengelilingi tembok kota, para imam meniup terompet sebagaimana yang telah diperintahkan Tuhan. Sementara di latar depan memperlihatkan Yosua yang memimpin rakyat menyeberangi Sungai Yordan. Kedua kisah tersebut diceritakan dalam kitab Yosua dalam Alkitab (Encarta, 2009)



LANDASAN PELAYANAN MUSIK
Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku
untuk memuji Allah kita.
Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut,
lalu percaya kepada TUHAN.
(Mzm. 40:3)


























RUJUKAN:


Badan Musyawarah Gereja-gereja Jawa (BMGJ). 2001. Kidung Pasamuwan Kristen.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Guitar Guru. 2009. Version 3.2.2 (Build 19). Musicnotes, Inc.
Karl, Edmund Prier SJ. 1979. Menjadi Organis I. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Liturgi Kebaktian Peringatan Kenaikan Tuhan Yesus. 2005. Tata Kebaktian Peringatan Mikrad Tuhan Yesus Kristus: “Yesus Imam Agung yang mengasihi kita”. Bandung: GKJ Bandung.
Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation.
Musik Daud P.O. Box 380 Surabaya 60001.1988. 200 Nyanyian Jemaat Pilihan. Surabaya: Gideon Offset Printing
Piano Professor for Windows, Version 3.02. 1998. SofTech Multimedia, Inc.: New York.
Prabowo, Aris Herning, S.Pd.1995. Kerajinan Tangan & Kesenian Seni Musik 1 Pendidikan Dasar 9 Tahun untuk SLTP Kelas 1. Surakarta: PT. Pabelan.
Proyek Filipus. 2000. Temuan baru: Edisi Mengubah dan Menguntungkan Hidup Anda. Jakarta
Rendra, Yulia. 2009. Belajar Main Piano untuk Pemula. Yogyakarta: MedPress.
Sudjana, Poppy. 1987. Teori Musik dan Kumpulan Lagu-lagu untuk SMP Jilkid 2. Solo: Tiga Serangkai.
Sunarko, dkk. 1991. Seni Musik 3: untuk kelas 3 SMP. Klaten: PT. Intan Pariwara.
Taman Pustaka Kristen. Kidung, Masmur, Nyanyian Rohani, Suplemen. 1996.Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen.
Tim Kelas 3A periode tahun 1995-1996 SMP 5 Yogyakarta. 1995. Kumpulan Lagu Pujian dan Tata Ibadah: Biarlah Semua Yang Bernafas Memuji Tuhan! Yogyakarta: P.S.K. SMP 5.
Warta Gereja GKJ Gandaria. 2008. Tata Ibadah GKJ Gandaria: “Pengampunan yang Melampaui Batas”. Jakarta Timur: GKJ Gandaria
Yayasan Musik Gereja di Indonesia. 2007. Kidung Jemaat. Jakarta: Yamuger.














 

Wikipedia

Hasil penelusuran

SolaAgape. Diberdayakan oleh Blogger.
 

My Blog List

Site Info

Padaleman Suci GKJ Tanjungtirto

Followers

Sekolah Agape Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template