Avenu Shalom Alaechim! Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.**** Yeh. 1:28 Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,Yer 9:23.

10 September 2009

Pelatihan Penyusunan Program Gereja

Menurut Pdt Widi Artanto, GKJ Tanti memiliki 6 Bidang dan 16 Ko

Pelatihan Penyusunan Program Gereja:“Berlatih 2 hari untuk sebuah Visi”

Selama dua hari berturut-turut (22,23/08), Bidang Pembinaan dan Pengembangan GKJ Tanti menggelar pelatihan dan penyusunan program kerja bagi pengurus Bidang dan Komisi-komisi.

Namun ada yang janggal pada pengumuman di Warta Gerejanya. Pengumuman di Warta Gereja 16 Agustus 2009 tertulis demikian:


  1. RAPAT PENYUSUNAN PROGRAM BIDANG/KOMISI.

Bidang Pembinaan dan Pengembangan GKJ Tanti akan mengadakan Rapat untuk Penyusunan Rencana Program Kerja bagi Bidang dan Komisi-komisi pada hari Sabtu, 22 Agustus 2009 pkl.16.00 s.d. 21.00 dan Minggu, 23 Agustus 2009 pk. 10.00 s.d. 16.00 di gedung 2 Teguhan. Dimohon bagi yang berkompeten untuk menghadiri acara tersebut.


Bandingkan dengan pengumuman Warta Gereja pada tanggal 23 Agustus 2009, yang tertulis demikian:


  1. PELATIHAN & PENYUSUNAN PROGRAM KERJA BIDANG/KOMISI.

Bidang Pembinaan dan Pengembangan GKJ Tanti mengadakan pelatihan & penyusunan program kerja bagi Bidang dan Komisi-komisi yang telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Agustus 2009 pkl. 15.30 s.d. 21.00 dan akan dilanjutkan pada hari ini: Minggu, 23 Agustus 2009 pk. 09.30 s.d. 16.00 di gedung 2 Teguhan. Bagi yang berkompeten dimohon kehadirannya.


Nah, ternyata memang acara yang dilaksanakan adalah ‘pelatihan’ bukannya sebuah ‘rapat’. Sepertinya, memang bukan sebuah kesalahan ketik di pengumuman Warta Gereja. Kenapa ya? (masing-masing boleh menafsirkannya sendiri)

***

Tampil sebagai pembicara sekaligus trainer adalah Pdt. Widi Artanto dari GKI. Wongsodirjan Yogyakarta. Sebelum menyampaikan makalah dan permainan beliau memberikan poin penting yang mungkin tidak terlalu diperhatikan dan ditanggapi audiens.

Dari buku: “Bahan Rapat Majelis Terbuka 2008 GKJ Tanti” yang beliau pelajari, disimpulkan bahwa: Struktur organisasi dengan 6 Bidang dan 16 Komisi yang dimiliki GKJ Tanti ini telah melakukan banyak sekali kegiatan. Giat dalam pekerjaan Tuhan tidaklah salah namun jangan sampai terjebak menjadi AKTIVISME. Bidang atau Komisi tidak boleh asyik dalam kegiatan kelompoknya sendiri-sendiri. Akan berbahaya jika semisal ada sebuah Komisi yang paling populer sendiri.

Kegiatan Bidang dan Komisi merupakan satu kesatuan yang harus saling memperhatikan. Seperti dalam sebuah permainan menyusun puzle-puzle 5 buah bujur sangkar yang sama besar. Setiap kelompok yang terdiri atas 5 orang masing-masing diharuskan menyusun 5 buah bujur sangkar yang sama persis dengan prinsip saling memberi dan melayani antar anggotanya. Ini menggambarkan bahwa antara Bidang dan Komisi pun harus saling memperhatikan, memberi & melayani. Sebab, keterlibatan di dalam gereja atau terlibat dalam pelayanan bukan bertujuan untuk menonjolkan diri. Dasar pelayanannya adalah pelayanan Kristus. Selain itu harus saling berkomunikasi sehingga mudah memecahkan sebuah masalah.

Dan sebenarnya pelayanan pada kelompok yang berbeda-beda nilai pelayanan nya adalah sama. Digambarkan dalam sebuah hasil susunan 5 buah puzle bujur sangkar yang sama persis. Nah, kita bisa studi kasus pelayanan di GKJ Tanti apakah cenderung menjadi ‘Aktivis’ atau ‘Pelayan’? Bagan berikut akan menjelaskan perbedaan Aktivisme dan Pelayanan:


Perbedaan Aktivisme dan Pelayanan.


No.

AKTIVISME

PELAYANAN

1.

Pekerjaan manusia yang sering mengatasnamakan Tuhan (pelakunya disebut aktivis)

Pekerjaan Tuhan yang melibatkan manusia (pelakunya disebut pelayan)

2.

Demi kepentingan dan kepuasan manusia (diri sendiri/kelompok)

Demi kepentingan orang banyak dan kemuliaan nama Tuhan

3.

Bila sukses orang itu akan berbangga & menyombongkan diri.

Bila sukses, orang itu akan bersyukur kepada Tuhan.

4.

Bila gagal orang itu akan putus asa, mundur, atau ngambeg

Bila gagal orang itu akan memohon kekuatan baru & memohon lagi pertolongan Tuhan.

5.

Di ‘atas’ ke ‘bawah’ arogansi rohani.

Di bawah bersama–sama mendampingi dengan rendah hati

6.

Orientasi pada aktivitas/kegiatan

Orientasi pada manusia.



Nah, berikut ini adalah prinsip-prinsip pengelolaan program kerja gereja, yaitu:

1. Analisis Situasi (Diagnosis)

Kita menyusun program berdasarkan kebutuhan atau masalah pokok yang dihadapi oleh warga gereja dan bukan berdasarkan: “warisan masa lampau”, keinginan tokoh tertentu, keinginan Majelis Gereja atau Komisi, ikut trend, cari yang wah dan hebat, dll. Jadi analisis situasi adalah: Usaha untuk memperoleh gambaran lengkap dari sebuah situasi dengan menggali hubungan antara fakta yang ada dan fakta yang memprihatinkan agar ditemukan masalah atau kebutuhan pokok yang perlu diatasi.


2. Menetapkan/merumuskan tujuan

Kita tidak boleh merumuskan tujuan dengan kata kerja atau mengatakan kegiatan apa yang akan dilakukan, melainkan suatu situasi baru yang hendak dicapai dengan melaksanakan program kerja itu. Gambaran yang sederhana: bila kita merencanakan untuk pergi dari Yogyakarta ke Jakarta, maka tujuan kita bukanlah melakukan perjalanan ke Jakarta, melainkan sampai di Jakarta dengan selamat.

Adapun macam-macam tujuan, yaitu:

a. Tujuan jangka panjang = visi dan misi gereja untuk 4-5 tahun

b. Tujuan tahunan gereja tahun ini menuju tercapainya visi dan misi gereja

c. Tujuan untuk setiap mata program.

3. Penyusunan Program Kerja

Lalu, berdasarkan analisis dan rumusan tujuan, disusunlah sebuah program kerja gereja. Secara ringkas, program kerja gereja dapat di pahami sbb:

Upaya yang terencana, terarah dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan (Visi dan misi) yang menjawab kebutuhan gereja.

Program berbeda dengan kegiatan dalam arti bahwa program adalah usaha yang kita lakukan agar kegiatan-kegiatan menjadi terencana, terarah, dan berkesinambungan. Kegiatan itu sendiri merupakan bagian dari program dan program bukanlah sekedar deretan atau kumpulan kegiatan-kegiatan.

Program kerja tidakmungkin dibuat tanpa mengadakan analisis situasi dan merumuskan tujuan (visi dan misi) dengan jelas terlebih dahulu.

Kebutuhan atau masalah yang akan dijawab atau diatasi dengan melaksanakan suatu program adalah kebutuhan atau masalah para warga gereja. Bukan suatu dugaan dan rekayasa dari Majelis/Bidang/Komisi.

Yang dimaksudkan dengan ‘program kerja gereja’ adalah keseluruhan program yang disusun oleh Majelis Gereja, Bidang-bidang, komisi-komisi, Panitia, dan Tim yang ada dalam sebuah gereja. YMMR


Sumber:

1. Makalah Pdt. Widi Artanto.

0 komentar:

Posting Komentar

Wikipedia

Hasil penelusuran

SolaAgape. Diberdayakan oleh Blogger.
 

My Blog List

Site Info

Padaleman Suci GKJ Tanjungtirto

Followers

Sekolah Agape Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template