Avenu Shalom Alaechim! Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.**** Yeh. 1:28 Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,Yer 9:23.

27 November 2009

Natal Anak & Praremaja 2008

Natal Anak & Pra-Remaja 2008:
“Menghayati sederhananya kelahiran Raja Surga dalam kisah drama”


“Mas, ini sampahnya!” ucap Bela, anak Sekolah Minggu (SM) dari pepanthan Mojosari. Bela mengulungkan sampah bungkus snack kado silang kepada si pemulung. Ya, bagaimana tidak, misi penyamaran berhasil. Penampilan Nilwan yang total, sangat menyerupai pemulung sampah beneran! Si pemulung itu mengenakan baju batik lawas yang kumal dan sobek. Wajahnya tertutup masker hitam, kulit kaki dan tangannya kotor dengan tanah. Sambil membawa kantong bagor yang memuat sampah dan tusuk kawat sang pemulung masuk ke arena Natal anak. “Lho itu siapa mas? Pemulung beneran ya mas?” tanya salah seorang panitia. “Bukan!” jawab yang ditanya. “Wah saya kira tadi beneran lho mas!” (Memang ada beberapa panitia yang tidak semua tahu skenario si pemulung).
Sengaja panitia Natal tahun ini (2008) mengadakan acara di gereja I Kaliajir. Alasanya sederhana, yaitu bisa menghemat dana. Apalagi perlu persiapan ekstra jika harus menyelenggarakan Natal Anak ke luar. Biasanya masalah usaha dana dan transportasi. Memang nggak seperti di acara televisi atau di mall-mall, Natal di Kaliajir malah dikunjungi pemulung, bukannya Sinterklas. Sosok Sinterklas dikonsep menjadi wujud lain oleh panitia menjadi sosok pemulung sampah.
Tak terduga si pemulungpun ternyata membawa hadiah di dalam kantong bagornya. Tapi hadiahnya nyentrik-nyentrik. Anak-anak yang maju dihadiahi sapu dan kemoceng. Si pemulung yang telah membuka samarannya berpesan pada anak-anak untuk menjaga kebersihan dan menghargai sosok pemulung sampah. Di beberapa kawasan perumahan terpasang pesan bahwa pemulung dilarang masuk! Kepala bisa bocor! Begitulah kira-kira. Benar memang ada pemulung yang ‘nakal’ mencuri. Tapi pesan Natal yang boleh dirujukan dengan tema PGI, bahwa kita juga harus hidup berdamai dengan tidak menolak keberadaan mereka.
Namun sebelumnnya, acara Natal menampilkan drama klasik kisah kelahiran Yesus. Drama klasik tersebut muncul dari ide Kristin (Pengurus Komisi Remaja) yang juga berperan sebagai malaikat Gabriel. Disinilah entry point-nya. Penyampaian firman dikemas dari dan oleh anak-anak remaja dan pra-remaja dalam bentuk drama. Jadi nggak harus jadi guru SM pun ternyata mampu memberi pegajaran pada anak-anak. Wah, luar biasa sekali semangat Gilang (pemeran Yusuf), Yulia (pemeran Maria), Aria (pemeran utusan Kaisar), Yafet dan Rio (pemeran prajurit merangkap penjaga penginapan), serta tak ketinggalan Herdi sebagai narator dan Indra sebagai MC. Terbukti anak-anak terus menikmati acara demi acara yang mereka sajikan. Rasanya terbayar sudah persiapan dan hari-hari latihan mereka.
Cerita pertama dipetik dari Mat. 1:18-25. Disinlah kehendak Allah yang tidak bisa ditolak dalam kehidupan Maria dan Yusuf. Maria mengandung bayi dari Roh Kudus. Yusuf bingung! Ia tidak dapat menerima dan memahami hal yang tak masuk akal itu. Yusuf hendak menceraikan Maria. Namun kehendak Allah berbeda. Allah mengutus malaikat Gabriel agar Yusuf tetap menikahi Maria.
Drama berlanjut dalam babak kedua. Dari Lukas 2:1-7 mengisahkan perjalanan Yusuf dan Maria ke kota Betlehem untuk melakukan pendaftaran. Pada masa itu Kaisar Agustus memerintahkan diadakannya sensus penduduk. Dalam perjalanannya Maria hendak melahirkan. Tetapi mereka tidak mendapat penginapan. Sampai mereka berteduh dan mendapatkan tempat yang sederhana. Yesus dilahirkan. Ia dibungkus kain lampin dan dibaringkan dalam sebuah palungan. Allah sendiri yang telah memilih waktu, tempat, bahkan keberadaan orangtuanya dalam kondisi yang boleh dikatakan sederhana.
Acara diramaikan juga oleh penampilan sulap dari Ginarid (asal GKJ Madukismo). Dalam sulapnya juga menyampaikan pesan-pesan firman menurut Alkitab.
Tidak sempurnalah memang penyelenggaraan Natal Anak 2008 ini. Panitia baru bisa melayani dalam skup anak-anak keluarga GKJ Tanjungtirto saja. Tapi setidaknya pembinaan iman percaya anak-anak GKJ Tanjungtirto tetap menjadi prioritas Komnak. Disamping itu penyelenggaraan-penyelenggaraan acara yang meski mengeluarkan biaya yang tidak sedikit ini telah memberi kontribusi bagi warga dan di luar warga. Diantaranya mampu menggerakan roda ekonomi jemaat dengan pemesanan konsumsi (biasanya dalam suatu penyelenggaraan mendapatkan jatah anggaran yang cukup besar). Selain itu pengrajin souvenir gerabah Kasongan ikut diberkati dengan pesanan kami sebanyak 200 buah ditambah pesanan 50 buah lainya untuk pribadi. Terakhir, seperti yang telah diutarakan diatas bahwa kerjasama lintas komisi yaitu: melibatkan komisi remaja dan komisi pemuda telah ikut andil menyerukan suara kenabian. Viva Natal Anak 2008!

(Tejo-koordinator panitia sie acara Natal Anak 2008) 25/01/09.

0 komentar:

Posting Komentar

Wikipedia

Hasil penelusuran

SolaAgape. Diberdayakan oleh Blogger.
 

My Blog List

Site Info

Padaleman Suci GKJ Tanjungtirto

Followers

Sekolah Agape Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template